CARA MENGHADAPI PEMBELI YANG RAGU DAN BIMBANG ATAU SKEPTIS
Jual beli online itu bukan sekedar produk dan uang tapi juga kepercayaan, mengingat transaksi yang dilakukan tanpa tatap muka, maka wajar jika banyak pembeli banyak tanya dan banyak maunya. Sebagai pelaku usaha online maka harus sadar dengan keadaan calon pelanggan seperti itu, jangankan transaksi di internet yang jaraknya berjauhan, selagi yang didunia nyata saja masih banyak pembeli yang banyak tanya dan banyak maunya. Berikut ini ada artikel yang saya ambil dari https://www.blj.co.id/2012/12/20/menghadapi-konsumen-skeptis-bagian-1/ tentang tips bagaimana menghadapi pembeli yang skeptis, silahkan anda baca sampai selesai. Kalaupun artikel ini tidak menjawab semua permasalahan anda, setidak artikel ini bisa memberikan inspirasi kepada anda bagaimana baiknya menghadapi calon pembeli yang skeptis. Selamat membaca.
(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Merebut tempat di benak konsumen adalah pekerjaan yang tidak mudah. Namun seorang sales person yang handal harus mampu menaklukan hati konsumen, mampu mengatasi segala keberatan dan keragu-raguan, sehingga mereka mau membeli produk yang ditawarkan dengan senang hati, bukan karena terpaksa atau malah menolaknya. Untuk itu, hal terpenting yang harus dilakukan agar mampu mempengaruhi konsumen adalah membangun kepercayaan diri, perusahaan, produk, dan pelanggan.
Prestasi terbesar dari seorang salesman adalah keberhasilannya menjual pada orang yang skeptis. Hampir semua salesman setuju bahwa sangatlah memuaskan jika berhasil meyakinkan seseorang yang tadinya merasa bahwa produk atau jasa yang dijual tidak diperlukan namun akhirnya menyadari bahwa mereka memang memerlukan produk tersebut. Hal tersebut jauh lebih memuaskan daripada menghasilkan “penjualan yang mudah” atau yang “biasa – biasa” saja
Bagi sebagian orang, menjual itu memang gampang. Selling skills mengajarkan, jika menghadapi prospek skeptis, orang perlu menyakinkannya dengan proof source. Bentuknya bisa berupa literatur, kesaksian pihak ketiga, demo produk, atau kalau perlu mencobanya sendiri. Tujuannya agar prospek percaya dan kemudian membeli. Tapi masalahnya, “Bagaimana jika tidak mempunyai proof source yang akurat untuk menyakinkan prospek? Atau, lebih parah lagi, prospek tetap tidak percaya, sekalipun kita telah menunjukkan berbagai proof source yang relevan?”
Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang memiliki sisi emosional, sehingga jika ingin mempengaruhi orang agar bertindak sesuai keinginan, syaratnya adalah harus bisa menyentuh kepentingan emosional orang tersebut. Cara mempengaruhi pikiran prospek agar percaya dan menuruti keinginan penjual adalah dengan cara berbicara untuk kepentingan mereka. Seorang sales person harus dapat membuat prospek tersebut menyadari bahwa ia memerlukan produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Ada 10 cara yang penting dilakukan untuk menaklukkan prospek yang skeptis :
1. Kenali Produk / Jasa yang Anda Jual
Anda harus mengenali produk dan jasa yang anda jual secara detil, fitur dan benefit nya. Anda juga harus mengetahui kekuatan dan kelemahan produk yang Anda jual serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi supply dan demand-nya. Semua ini penting untuk memperjelas presentasi anda, dan memberi informasi lengkap bagi orang skeptis untuk membuat keputusan pembelian. Pastilah anda akan diberi pertanyaan. Oleh karena itu, anda harus bersiap untuk mendemonstrasikan produk/jasa anda sebagai respons.
2. Kenali Prospek Anda
Selain mengenal produk, anda harus juga mengenal prospek anda. Berusahalah untuk mengetahui semaksimal mungkin mengenai target demografik dan prospek potensial anda. Pastikan anda berhubungan dengan pembuat keputusan. Anda harus tahu kebiasaan pembelian mereka, motivasi-motivasi mereka dalam menentukan pilihan, dan berapa lama keputusan pembelian akan memakan waktu. Anda harus paham betul bagaimana produk anda cocok dengan strategi pembelian mereka. Jika anda tahu kebiasaan mereka dalam melakukan pembelian, anda dapat menyusun strategi penjualan jangka panjang,–yang berarti pembelian berkelanjutan. Tempatkan diri anda pada posisi yang paling memungkinkan untuk mendapatkan jawaban “YA”, yaitu dengan fokus pada hal-hal yang dianggap penting oleh prospek anda.
3. Yakin dengan apa yang Anda katakan
Anda tidak akan pernah efektif menjual produk yang anda sendiri tidak yakin, apalagi kepada orang yang sudah skeptis sejak awal. Kurangnya antusias anda akan tampak saat anda mencoba meyakinkan pembeli potensial anda. Saat anda memancarkan semangat dan antusiasme, anda dapat menerobos tembok keraguan yang telah dibuat oleh orang skeptis. Dengan tidak menunjukkan keyakinan saat anda mempresentasikan produk anda, sudah hampir dipastikan jawaban yang diperoleh adalah “TIDAK”. Jika anda beruntung dapat menjual produk yang tidak anda yakini, anda masih mendapat kerugian karena adanya resiko tidak maunya si prospek merefer produk anda ke orang lain dan hilangnya kepercayaan sang pelanggan.
4. Jelaskan secara transparan
Seringkali kita menjual dengan menyembunyikan beberapa informasi, baik disengaja maupun tidak. Disengaja, karena takut bahwa penjelasan yang transparan akan membuat prospek tidak jadi membeli produk yang kita tawarkan. Tidak disengaja, karena kurang mampu menjelaskan hal yang penting dari kaca mata nasabah, sehingga informasi terlewat.ggunakan kata-kata yang kuat, tetapi memberikan sedikit informasi. Contohnya, kita sering berkata “Bila anda ingin benefit-benefit ini, belilah produk saya!” Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa calon prospek tidak perlu menanyakan hal-hal lain yang berhubungan misalnya dengan penalty, fee, dll yang mungkin dikenakan secara bersyarat. Pendapat bahwa bila anda memberikan terlalu banyak informasi maka justru akan membuat prospek ragu membeli, adalah pendapat yang umum tetapi salah. Bersiaplah untuk memberikan informasi sebanyak mungkin pada prospek anda untuk meyakinkan mereka membeli produk anda. Transparansi akan menghasilkan kepercayaan.
5. Meraih kepercayaan dengan mendapatkan ’testimonial’
Banyak kaum skeptis yang membeli karena rekomendasi dari orang yang dekat dengan mereka atau orang yang direspek oleh mereka. Untuk itu perlu mengetahui pihak-pihak yang telah memakai produk Anda dan mereka merasa puas. Dengan mendapatkan testimonial, terutama dari pihak yang direspek oleh prospek anda, akan menghasilkan kepercayaan. ’Word of Mouth’ dalam hal ini cukup powerful untuk menundukkan hati mereka.
6. Tawarkan free trial, diskon, insentif atau garansi
Struktur dari penawaran anda memberikan peran penting dalam membangun kepercayaan dan mendorong prospek untuk membeli. Banyak variasi yang dapat digunakan, tetapi garansi dan insentif adalah cara yang hebat untuk mendapatkan kepercayaan dari calon pembeli. Garansi dan free-trial memberi kesempatan pada skeptis untuk mencoba produk anda sebelum menentukan apakah tawaran anda cocok untuk kebutuhan mereka. Insentif dan diskon juga taktik yang baik untuk membuat prospek merasa mendapatkan keuntungan. Seseorang selalu senang mendapatkan sesuatu secara gratis atau membeli bila tidak ada resikonya. Dengan menggaransi produk anda, anda akan mengurangi keraguan dan mendorong prospek untuk membeli. Anda juga menunjukkan bahwa anda yakin pada produk yang anda jual.
7. Bandingkan dan lakukan differensiasi dengan kompetitor
Pahami sifat dari bisnis anda. Apakah bisnis anda adalah bisnis komoditi dimana yang dapat memberikan harga terendah akan menang ? Apakah kekuatan dari brand anda menjadi faktor yang menentukan ? Apakah ada sesuatu yang unik dari penawaran anda ? Anda harus mengetahui kekuatan dan kelemahan kompetitor anda. Setelah anda memahami kompetitor, dan juga kebutuhan dari prospek anda, maka anda dapat menentukan “marketing angle” yang efektif. Anda dapat menggunakan phrase :
“…………..dengan harga terendah”, jika anda ingin menekankan pada value
“………….. yang resmi”, jika anda ingin menekankan pada keotentikan
“………….terbaik “, jika anda memfokuskan pada superioritas produk
“………… satu-satunya”, jika anda mementingkan eksklusifitas.
8. Jual relationship bukan produk
Salesman terbaik bukan hanya menghasilkan penjualan tetapi juga menumbuhkan relationship dengan pelanggan. Relationship lebih bermanfaat, baik bagi anda maupun prospek anda, daripada satu kali transaksi saja (one-time transaction). Bagi anda, relationship memberi ruang bagi anda untuk mendapatkan transaksi berulang, dan juga kesempatan untuk menjual produk/jasa anda yang lain; referral yang bertambah karena anda akan mendapat akses pada jaringan dari prospek anda. Bagi skeptis/prospek, relationship akan membangun kepercayaan. Mereka akan yakin bahwa mereka tidak akan anda abaikan setelah transaksi selesai. Pada akhirnya, mereka akan membeli relationship dengan anda dan perusahaan anda, bukan dengan produk/jasa anda. Lakukan penjualan dengan paradigma seperti itu.
9. Fokus pada benefit dan nilai
Yang paling penting bagi skeptis adalah keuntungan yang akan mereka dapat. Oleh karena itu, fokuslah pada bagaimana produk/jasa anda akan menyelesaikan masalah mereka, memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Bila prospek anda sangat mementingkan keuntungan financial, maka presentasi anda harus berfokus pada bagaimana produk atau jasa anda dapat menghasilkan revenue atau menghemat pengeluaran mereka. Jika produk anda memuaskan suatu keinginan/desire, maka fokuslah bagaimana produk/jasa anda dapat mengisi kebutuhan emosional itu. “Emotional Selling” berbeda dengan “Bottom-Line Selling”, karena berfokus pada perasaan bukan pada ukuran financial. Ingatlah untuk selalu berfokus pada benefit yang dibutuhkan oleh calon pembeli anda. Bila tidak, skeptis akan kehilangan minat, dan anda akan kehilangan penjualan.
10. Terampil mengajukan pertanyaan untuk menggali kebutuhan prospek
Dalam kehidupan dan juga bisnis, dua dari tantangan-tantangan terbesar adalah bagaimana membuat keputusan yang cerdas, serta kemudian merealisasikannya. Satu dari tujuan dasar anda sebagai salesman adalah membantu prospek membuat keputusan tersebut. Untuk itu, ketrampilan dalam mengajukan pertanyaan terbuka maupun tetutup untuk memperoleh informasi kebutuhan pelanggan sangatlah diperlukan. Ada dua macam pertanyaan yang dapat diajukan : yang satu untuk lebih mengetahui lebih dalam mengenai prospek anda beserta kebutuhan-kebutuhannya, sedang yang lain untuk mendorong prospek anda untuk membeli. Sederetan pertanyaan yang dilakukan secara tepat akan mengisolasi penolakkan dari calon pembeli anda. Anda juga harus melakukan brainstorming mengenai berbagai kemungkinan alasan untuk tidak membeli dari anda, dan kemudian memikirkan respons yang tepat. Pertanyaan yang lain harus didesain sedemikian rupa sehingga hanya mengarah pada satu jawaban, dan jawaban tersebut harus mendorong prospek untuk setuju dengan anda.
Setelah dipahami, kesepuluh cara ini akan menyatu menjadi sebuah strategi penjualan yang efektif. Anda akan mulai merasa bahwa ini bukanlah cara yang berdiri sendiri-sendiri, tetapi adalah suatu strategi penjualan yang komprehensif. Cara-cara ini didesain untuk saling melengkapi satu sama lain, dan memberikan anda panduan untuk menjual pada mereka yang skeptis pada produk atau jasa anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar